Ketika hati mu mulai berubah
Kaupun pergi meninggalkanku
Ku takkan memaksa agar kau kmbali padaku
Kutakkan memeinta yg tak mau kau berikan padaku
Karena yg kuberikan padamu adalah sesuatu yg tulus dan ikhlas
Kutak mengharap balasan atas apa yg yg tlah kuberi
Karna bagiku menyinta sama dengan memberi dgn ikhlas
Biarlah kuhapus cemburu demi bahagiamu
Kukan selalu berusaha tuk sll tersenyum tandanya ku tiada seteru
Kutakkan berduka ,karna yg yg ku harap bukanlah milikku
Moga kelak kudapat yg benar2 membutuhkan ku
Yg bisa kujadikan sejatiku
Sabtu, 08 Januari 2011
Allah.........
Seandainya telah Engkau catatkan
Dia milikku tercipta buatku.........
Satukanlah hatinya dengan hatiku
titipkan kebahagiaan antara kami
agar kemesraan itu abadi........
Ya Allah ya Tuhanku Yang Maha Pengasih.........
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ketepian yang sejahtera dan abadi.........
Maka jodohkanlah kami.........
Tetapi Ya Allah..........
Seandainya telah Engkau takdirkan
Dia bukan milikku........
Bawalah dia jauh dari pandanganku
Luputkanlah dia dari ingatanku.....
Dan peliharalah aku dari kekecewaan.......
Ya allah Ya tuhan ku Yang Maha Mengerti....
Berikanlah aku kekuatan.....
Menolak bayangnya jauh ke dada langit.....
Hilang bersama senja yang merah
Agarku sentiasa tenang.........
Walaupun tanpa bersama dengannya.....
Ya Allah yang tercinta.........
Pasrahkanlah aku dengan takdirmu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan.........
Adalah yang terbaik untuk hambamu ini...
Ya Allah.....
Cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku.......
Di dunia dan akhirat
Dengarlah rintihan dari hambamu yang dhaif ini........
Janganlah Engkau biarkan aku sendirian........
Di dunia ini mahupun akhirat
Maka...kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Agar aku dan dia sama-sama dapat membina
Kesejahteraan hidup ke jalan yang Engkau redhai.......
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh dan solehah.....
Ya Allah........
Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat
Dan peliharalah kami dari azab api neraka.....
AMIN.......AMIN.......YA ROBBIL ALAMIN....
Seandainya telah Engkau catatkan
Dia milikku tercipta buatku.........
Satukanlah hatinya dengan hatiku
titipkan kebahagiaan antara kami
agar kemesraan itu abadi........
Ya Allah ya Tuhanku Yang Maha Pengasih.........
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ketepian yang sejahtera dan abadi.........
Maka jodohkanlah kami.........
Tetapi Ya Allah..........
Seandainya telah Engkau takdirkan
Dia bukan milikku........
Bawalah dia jauh dari pandanganku
Luputkanlah dia dari ingatanku.....
Dan peliharalah aku dari kekecewaan.......
Ya allah Ya tuhan ku Yang Maha Mengerti....
Berikanlah aku kekuatan.....
Menolak bayangnya jauh ke dada langit.....
Hilang bersama senja yang merah
Agarku sentiasa tenang.........
Walaupun tanpa bersama dengannya.....
Ya Allah yang tercinta.........
Pasrahkanlah aku dengan takdirmu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan.........
Adalah yang terbaik untuk hambamu ini...
Ya Allah.....
Cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku.......
Di dunia dan akhirat
Dengarlah rintihan dari hambamu yang dhaif ini........
Janganlah Engkau biarkan aku sendirian........
Di dunia ini mahupun akhirat
Maka...kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Agar aku dan dia sama-sama dapat membina
Kesejahteraan hidup ke jalan yang Engkau redhai.......
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh dan solehah.....
Ya Allah........
Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat
Dan peliharalah kami dari azab api neraka.....
AMIN.......AMIN.......YA ROBBIL ALAMIN....
Selasa, 15 Juni 2010
Diposting oleh
kisah rahmat blog
di
10.25
Pagi itu, ketika keihklasan terjaga dari tidur nyamannya
Cinta membelai manja akan kerinduan kasih sayang.
Ketika bibir mungil cinta menapaki kehangatan ragawi, keikhlasan menghela nafas akan sebuah kejujuran dan kesetiaan.
Ketika keharuman cinta memeluk keikhlasan dengan pesona yang teramin ni khan nampak sentuhan penuh nurani yang tertapaki kesungguhan hati.
Keihlasan memang terlahir untuk cinta, ataukah emang kedua-duanya.
Dalam relung kehidupan keihklasan dan cinta saling berbagi akan makna sebuah kebersamaan.
Mengarunginya tanpa sebuah keterpaksaan, karena cinta dan keihklasan selalu bagai air dengan gelas, saling mengisi walau terkadang tumpah sana-sini.
Keikhlasan khan selalu melindungi kemurniaan cinta dalam sanubarinya, selalu ada untuk cinta,
Demikian cinta khan selalu menyertai keikhlasan dalam alunan jejak kepastian nurani. Ketika sedih menyelimuti cinta, keikhlasan menemani dengan suatu kesungguhan yang termaklumi.
Menyayangi, mengasihi dan menentrami kegalauan cinta akan sebuah makna kehidupan terzalimi.
Air mata cinta tergerai ketika keikhlasan mengatakan, I luv u…,
Sebuah penghargaan akan kesetiaan, pengorbanan yang terlahir untuk cinta sejati.
Sebuah perjalanan yang tak khan berakhir karena sebuah tapak akan kejujuran dan kasih sayang telah terpatri dalam alunan langkah cinta dan keikhlasan dalam menerawangi warna-warni duniawi.
Jumat, 11 Juni 2010
Gerimis belum juga reda ketika magrib telah lewat. Setelah menyusuri jalanan yang basah, aku menepikan motorku tepat di samping sebuah tenda warung makan di pinggir jalan. Kali ini aku ditraktir makan oleh teman. Sambil menunggu pesanan disiapkan, mataku tertarik memperhatikan dua anak kecil yang sedang bersenda gurau di sudut meja yang lain.
Badannya agak dekil dengan pakaian yang lusuh dan terlihat kebesaran. Sesekali mereka juga mengalihkan pandangan ke arahku sambil tertawa. Ada yang salah denganku ?? Ahh..,biarlah, namanya juga anak-anak. Mungkin mereka adalah anak si pemilik warung tersebut, pikirku.
Tak berselang lama kemudian, pesanan kami pun datang. Dua porsi ayam lalapan yang siap disantap dengan sepiring nasi santan yang masih hangat, yummii…!! Mataku kini beralih ke arah makanan yang berada di hadapanku. Dan tak lagi memperhatikan kedua anak kecil tersebut, kecuali tawa mereka yang masih tetap terdengar ceria. Tawa khas anak kecil.
Mungkin karena terlalu serius makannya, tanpa kusadari anak-anak kecil itu telah berada di sampingku. Hanya dipisahkan oleh sebuah kursi plastik kecil. Mereka memperhatikan aku makan sambil tertawa cekikan. Huffft…!! Dasar anak kecil. Nggak tau apa kalau aku paling nggak mau diperhatikan kalau lagi makan. Karena merasa nggak enak, aku menatap mereka dengan mata melotot.
“ada apa dek ?” tanyaku heran.
Mereka tak menjawab, hanya telunjuknya kulihat dia arahkan ke arah barisan piring di hadapanku yang sudah hampir kosong semuanya. Tapi aku tidak tau sama sekali maksud mereka.
“kak, bisa minta ayamnya?” Tanya salah satu dari mereka.
“hah…ayam ini?” aku mempertegas maksud pertanyaan mereka yang kemudian mereka balas dengan anggukan berbarengan.
“kami belum makan malam, kak”
“tapi ini makanan sisa dek. Kalian mau makan makanan sisa ?”
“iyah, nggak apa-apa kak. Kami mau”
“Ibu kalian dimana? Tanyaku lagi.
“di rumah” jawab mereka serempak
“ ya sudah. Mending kalian pulang saja dek, minta makan sama orang tuamu sana”
“tapi kami nggak punya beras”
“Duhhh...Masya Allah. Masa sampe segitunya” pikirku
Mungkin karena aku belum juga mengiyakan ataupun menolak permintaannya. Mereka akhirnya perlahan-perlahan menjauh. Terlebih ketika mendengar aku menyuruh pemilik warung untuk segera membereskan piring-piringnya. Ya Allah, salahkah aku dengan perbuatanku?? mudah-mudahan saja aku tidak dipersalahkan atas semua ini. Lagipula aku melakukannya juga bukan karena tanpa alasan.
Aku bukannya tidak ingin memberi, tapi hati kecilku berontak. Rasa ketidaktegaanku masih jauh lebih besar daripada rasa kasihanku. Aku memang kasihan melihat mereka yang memelas seperti itu, apalagi mereka adalah anak kecil. Tapi aku lebih tidak tega jika mereka makan makanan sisa milikku. Mereka bukan kucing ataupun anjing yang bisa makan apapun yang disodorkan di hadapannya. Mereka adalah manusia yang harus diperlakukan selayaknya manusia sekalipun mungkin keadaanya tidak seberuntung kita.
Mungkin ini hanyalah segelintir pengalaman dari ribuan kisah-kisah memilukan dari adik-adik kita di luar sana. Di beberapa ruas jalan tak jarang kudapati anak-anak yang lain berlomba menghampiri kendaraan-kendaraan yang berhenti. Sambil bernyanyi dengan modal suara pas-pasan. Dengan mata yang berharap ada tangan-tangan yang mengulurkan uang recehan kepada mereka, walau tak jarang berbuah kecewa. Ada juga yang dengan peluh menempel dijidatnya, mendekap koran jualan mereka di dadanya. Mengejar kendaraan dan berharap ada yang belum membaca berita ibukota hari ini.
Memang sangat ironis dan tak ada yang ingin seperti itu. Tapi keadaanlah yang memaksa mereka. Padahal usia mereka mungkin tak jauh beda dari adik dan keponakan-keponakan kita. Usia-usia sekolah. Usia yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar dan menikmati masa kecilnya.
Sejatinya, anak-anak kecil itu adalah ibarat malaikat di dalam keluarganya. Mereka adalah buah dari kasih sayang orang tuanya yang harusnya juga mendapat limpahan cinta dari mereka. Tapi kadang kenyataan berbanding terbalik dari yang kita harapkan. Mereka kini ibarat malaikat, tapi malaikat-malaikat yang terlantar. Malaikat yang harus hidup dari uluran tangan orang lain. Memprihatinkan.
Tapi yakinlah bahwa Tuhan selalu punya rahasia bagi ummatnya yang ingin terus mengambil hikmah dan pelajaran. Mungkin kehadiran mereka bisa membuat kita lebih mensyukuri apa yang telah Dia berikan. Jangan pernah merasa menjadi orang yang paling pintar dan paling hebat. Apalagi sampai menentang kekuasaan-Nya. Karena ibarat samudera, kita hanyalah tetesan-tetesan kecil dari kekuasaannya yang maha luas.
Langganan:
Postingan (Atom)